Rasa yang Tertinggal

Pada bulan Maret keluargaku pindah ke Paris. Disana keluargaku membeli sebuah rumah yang tidak jauh dari Menara Eiffel. Meskipun sedih tapi aku cukup senang karena setiap hari bisa melihan kota Paris yang indah.
Suatu hari aku pergi untuk melihat indahnya kota Paris, lalu ku dengar alunan puisi dan merdunya suara orang yang membacanya. Ku coba untuk mendekati tapi orang itu pergi dengan terburu-buru sambil mengatakan, "maaf". Dalam sekejap aku terpesona oleh ketampanannya.


Keesokan harinya, ku coba mendatangi tempat itu sekali lagi tapi aku datang lebih pagi. Disana ku lihat pria itu sedang melantunkan bait-bait puisi yang indah dan mengharukan.
Aku mendekat dan menyapanya, "Selamat pagi".
Tanpa ku sangka ia menjawab salamku, "pagi"
Lalu orang itu berkata, "ada yang bisa saya bantu nona?"
Aku menjawab, "tidak, aku hanya ingin mendengarkan bait-bait puisimu yang indah, maaf aku mengganggumu."
oh tak apa-apa. katanya. lalu aku berkata " bolehkah aku menjadi temanmu?"
tentu, katanya.

Hari demi hari berlalu, tanpa terasa sudah 1 tahun aku tinggal di kota Paris. Lalu tiba-tiba dari luar ada seorang memanggilku, "Nad... Nad ayo keluar."
" Kevin, sedang apa kau disini?" kataku dengan terkejut.
Hari ini kau harus menemaniku jalan-jalan mengelilingi sudut kota Paris. Dengan buru-buru aku keluar dan kami pergi jalan-jalan. Tiba-tiba Kevin mengatakan " Nad meskipun aku pergi jauh, dan tidak ada kabar apapun, kumohon tersenyumlah untukku.
"memang kau mau pergi kemana??? tanyaku.
"aku akan pergi ketempat yang hanya ada kebahagiaan dan ketenangan abadi." kata kevin. Dalam gelap dan dinginnya malam Kevin menghilang.
Keesokan harinya aku menerima sebuah surat yang bertuliskan :
"Nad kau orang pertama yang membuat duniaku berwarna. Kumohon tersenyumlah, karena aku tak akan bisa disisimu lagi. Kutinggalkan puisi terindah untukmu."

"Nadia"
Dalam setiap langkahku selalu ada dirimu
Dalam setiap senyumku kau selalu ada
Dan dalam keindahan surga, ku lihat Sang Mentari Terindah
Nadia, kau adalah sebuah anugrah yang terindah untukku

Setelan membaca puisi itu, aku tak berhenti untuk menangis. Tak pernah ku bayangkan kau pergi meninggalkanku dan hanya sebuah "Rasa yang Tertinggal"

Read Users' Comments (1)komentar

1 Response to "Rasa yang Tertinggal"

  1. Anonim, on 9 Februari 2012 pukul 16.57 said:

    nice :) . mbikin dewee ta zi ?

Sexy Pink Heart - Busy